HABAR BANUA - BANJARMASIN. Duka yang
mendalam bagi para Pejuang Melawan KADAP di Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah. Salah seorang akttivisnya yang bernama Muhammad Alvin Heriyawan Al
Ideris putra dari Aspihani Ideris SAP, SH, MH aktivis senior Kalimantan
meninggal dunia di usia ke 17 Tahun pada hari Rabu 4 Mei 2016, sekitar pukul
21.00 Wita dan di makamkan di pemakaman keluarga Syech H. Jamaluddin (H. Jamal
Wali) belakang Masjid Agung Khairullah di Kelurahan Sungai Lulut Kecamatan
Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan pada hari Kamis 5 Mei 2016.
Muhammad Alvin HeriyawanAl Ideris
kelahiran pada hari Rabu 2 September 1998 di Sungai Lulut anak pertama dari
Aspihani Ideris bin Tuan Guru H. Muhammad Ideris bin Syech H. Abdurrasyid. Almarhum
baru mau mengikuti ujian SLTA-Nya di tahun 2016 ini. Ayahnya merupakan seorang
aktivis dan juga pengacara di Kalimantan Selatan, setiap ayahnya melakukan aksi
demo maupun aksi sosial lainnya,almarhum selalu ikut didalamnya dan bahkan merupakan
aktor terdepan untuk keberhasilan sebuah aksi.
Aksi kemasyarakatan yang terakhir di ikuti almarhum yaitu di saat melakukan aksi besar-besaran di halaman kantor PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru pada hari Rabu 13 April 2016 yang lewat dengan tuntutan PLN memperbaiki kelistrikan di Kalsel dan Kalteng, seperti jangan sering mati lagi listrik di Kalsel dan Kalteng terkecuali bersifat emergency.
Aksi kemasyarakatan yang terakhir di ikuti almarhum yaitu di saat melakukan aksi besar-besaran di halaman kantor PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru pada hari Rabu 13 April 2016 yang lewat dengan tuntutan PLN memperbaiki kelistrikan di Kalsel dan Kalteng, seperti jangan sering mati lagi listrik di Kalsel dan Kalteng terkecuali bersifat emergency.
Muhammad Alvin Heriyawan Al
Ideris meninggal dunia diketahui karena sakit sejak sepekan yang lalu,
bahkan disaat melakukan penyampaian aspirasi di halaman kantor PT PLN (Persero)
Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru pada hari Rabu
13 April 2016 tersebut almarhum sudah terlihat sakit.
"Disaat usainya aksi
penyampaian aspirasi tersebut almarhum memang terlihat sakit, dan saya ajak
makan saja almarhum menolaknya,dan berkata maaf om saya tidak selera
makan", ujar Bahauddin (Bendahara Aksi Melawan KADAP) kepada wartawan HABAR BANUA.
Senada dengan Fauzi Noor Wakil
KetuaKoordinator Aksi Melawan KADAP menyampaikan, bahwa sejak sebelum aksi
penyampaian aspirasi di halaman kantor PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru pada hari Rabu 13 April 2016 lalu
disaat almarhum mempersiapkan spanduk-spanduk penyampaian aspirasi tersebut
disaat makan malam tiba almarhum diajak makan malah menolaknya, alasannya belum
lapar om,masih kenyang!!!...
Almarhum merupakan sosok aktivis
yang cukup berani dan tidak mengenal lelah dan melakukan aksi sosial, teringat
saya disaat kami melakukan aksi sosial bencana sunami di aceh, kami meminta
sumbangan para dermawan dijalan-jalan raya, almarhuum disaat itu sangat
bersemangat melakukan kegiatan aksi tersebut dan juga di saat para aktivis
Kalimantan melakukan aksi demontrasi dibawah jembatan, almarhum juga sangat
bersamangat melakukan tuugasnya,baik pembikinan spanduk, bendera dan bahkan
almarhum yang ikut didalamnya bersama kawan-kawan lainnya mengantarkan makan
dan minum kawan-kawan disaat aksi dibawah jembatan tersebut. kenang Fauzi Noor.
"Disaat aksi penyampaian
aspirasi Melawan KADAP, pemuda ini juga termasuk salah seorang aktivis yang
getol memperjuangkan agar Banua Kalsel dan Kalteng terbebas dari
seringnya pemadaman, seperti mengikuti demo massa pada 13 April 2016 di
depan Kantor PLN Wilayah Kalselteng di Banjarbaru".
Kita do`akan bersama
Mudah-mudahan Aktivis Muda ini mendapatkan yang mulia disisi Allah Subhanahu
Wata`ala dan juga kuburnya dilapangkan, diampuni segala dosa-dosanya serta
dimasukan kedalam Syurganya Allah SWT. Amin..., ujar Fauzi Noor seraya menutup
pembicaraannya. (TIM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar