Minggu, 27 Agustus 2017

Tinggal Menghitung Waktu, Gambut Raya Akan Mekar Dari Kabupaten Banjar





HABAR BANUA KALSEL - GAMBUT. Pemekaran Kabupaten Gambut Raya adalah salah satu alternatif menciptakan percepatan kesejahteraan masyarakat di wilayah Gambut Raya. Dikarenakan potensi luas wilayah, ketersediaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang lebih dari cukup, masyarakat di wilayah Gambut Raya akan lebih sejahtera apabila menjadi kabupaten tersendiri.

Tekad itu dideklarasikan oleh Tim 9 yang baru saja terbentuk pada saat acara Rapat Koordinasi rencana Pemekaran Kabupaten Gambut Raya yang dihadiri lebih dari 60 peserta perwakilan 6 kecamatan di sebuah Rumah Makan Banua jalan Pemajatan Kelometer 1,700 Gambut, Minggu (27/8/2017).

Menurut catatan awak media Habar Banua, Tim 9 ini bertugas menyusun Panitia Musyawarah Besar ke-2 Pemekaran Kabupaten Gambut Raya. Tim ini terdiri dari berbakai unsur yang merepresentasikan keterwakilan unsur masyarakat di Kabupaten Gambut Raya.

Sesuai dengan mandat, Aspihani Ideris memaparkan, tim ini akan bekerja selama 9 hari untuk menyusun struktur kepanitiaan Mubes ke-2. Mereka adalah Dr H Pangeran Abidinsyah S.Sos MM (Pjs Panitia Pemekaran), Aspihani Ideris SAP SH MH (Unsur penggagas), Prof Dr H Hanafi Arief SH MH dan Dr MS Shiddiq SAg, MSi (Unsur akademisi), Ir H Muhammad Arifin MT (Unsur eksekutif Provinsi) Masrur Auf Ja’far SH M.Kn (Unsur ), HM Yunani D SE, H Jum’ani SH (Unsur DPRD Kabupaten ) dan Syafriansyah S.Ag (Unsur pambakal/pambakal Lok Baintan), beber Ketua Advokasi Ikatan Wartawan Online (IWO) Kalsel ini.

Dijelaskannya, bahwa luas wilayah Gambut Raya sekitar 50180 ha yang terdiri dari 6 Kecamatan, Kecamatan Gambut, Sungai Tabuk, Kertak Hanyar, Aluh-Aluh, Beruntung Baru dan Tatah Makmur, juga memiliki 105 Desa/Kelurahan. “Semua fasilitas terpenuhi, tidak ada alasan pusat menolaknya”, beber tokoh aktivis LSM Kalimantan ini kepada wartawan beberapa wartawan.

Dari itulah Tim 9 menyusun Panitia MUBES, karena menurut Aspihani panitia penuntutan pemekaran Gambut Raya nantinya akan mengusulkan penuntutan itu, “Tim inilah yang nantinya menyusun struktur Panitia Pemekaran Kabupaten Gambut Raya,” ujar salah satu pengagas Pemekaran Gambut Raya, Aspihani Ideris SAP SH MH disela-sela rehat rapat.

Menurut Peserta rapat lainnya sekaligus Notulen Rapat H Muhari S.Ag MI.Kom, pemekaran Gambut Raya ini memiliki momen yang tepat, sehingga perlu dukungan banyak pihak. “Dengan potensi yang luar biasa ini tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak menyetujui pemekaran ini,” ujar kandidat doktor komunikasi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini. 

Kalau kita berbicara masalah dasar hukum, pentuntutan pemekaran ini sudah sesuai dengan dasar, baik dasar Al Qur`an maupun ketentuan hukum Republik Indonesia, "pemekaran Kabupaten Gambut Raya ini sudah sejalan dengan ayat Al Qur’an Surah 13 : 11, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 18, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007, tukar salah satu pembawa acara di Banjar TV, televisi lokal Kalimantan Selatan.

Selanjutnya salah satu inisiator Gerakan Penuntutan Pemekaran Kabupaten Gambut Raya lainnya, H Suripno Sumas SH MH memaparkan, embrionya telah dimulai tahun 1995 yang dimotori oleh beberapa tokoh di Sungai Tabuk. Dan mulai tahun 1998 wacana pemekeran ini telah dikampanyekan, sehingga di awali pejuangnya pada tahun 1999, salah satunya dengan diadakannya Mubes Pertama. “Dari tahun ke tahun perjuangan kami tak pernah berhenti, hingga saat ini genderangnya tetap berjalan sampai berhasilnya tujuan kami, yakni Gambut Raya menjadi kabupaten sendiri,” ujar anggota DPRD Kalsel ini kepada sejumlah wartawan dalam wawancaranya, Minggu (27/8).

Senada dengan Suripno, Dr H Pangeran Abidinsyah S.Sos MM menegaskan, bahwa masyarakat di wilayah Gambut Raya sepakat untuk melanjutkan komitmen terbentuknya Kabupaten tersebut, “Dengan modal potensi, SDM dan SDA Gambut Raya yang berkualitas, dukungan masyarakat, dukungan anggota DPRD Kabupaten, Provinsi dan Pusat, serta dukungan Pemerintah Kabupaten/Provinsi Kalsel, dan juga dukungan aparatur pemerintah dari lapis bawah, potensi geografis dan demografis, potensi pendidikan, potensi ekonomi, hajat masyarakat untuk membentuk Kabupaten Gambut Raya akan tercapai”, katanya.

Selanjutnya Abidinsyah memaparkan, desakan pembentukan wilayah administrasi Kabupaten Gambut Raya ini bertujuan, meningkatkan pelayanan publik untuk mmpercepat terwujudnya kesejahtraan masyarakat. Selain itu, pemekaran ini semata untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara lebih optimal. Sebab akan ada alolasi dana khusus untuk meningkatkan pembangunan di wilayah Gambut Raya. Selain itu pendapatan dari sektor pajak di Gambut Raya sangat fantastis dan mampu untuk berdiri guna berjalannya sebuah pemerintahan.

Selanjutnya salah satu peserta rapat lainnya Dr Muhammad Ramli SH M.Id mengatakan, panitia pemekaran Kabupaten Gambut Raya harus benar-benar bekerja ekstra dalam pengajuan tuntutan pemekaran Kabupaten Gambut Raya Ini, agar tujuan pemekaran bisa dirasakan tanpa menunggu aba-aba dari pemerintah pusat. “Untuk itu memang perlu political will semua stakeholders, dengan kerja bersama dan sama sama bekerja.” Ujar mantan Ketua KPU Kalsel ini.

Sementara itu tokoh Pemuda Gambut Raya Dr M. Suriani Shiddiq S.Ag M.Si mengharapkan agar semua komponen masyarakat Gambut Raya menyamakan visi dan misi untuk mencapai target yang diharapkan. Dikatakannya, agar tujuan pemekaran tercapai maka setiap orang yang terlibat harus mengesampingkan ambisi pribadi atau kelompok masing-masing. “Semua harus memiliki niat tulus yang sama untuk berjuang memekarkan Gambut Raya sebagai kabupaten sendiri, semata-mata agar masyarakat di wilayah ini meningkat kesejahteraannya,” pungkas dosen komunikasi politik di beberapa kampus ternama di Jakarta ini.

Tokoh Pemuda Gambut Raya lainnya H Jum’ani SH memaparkan kepada sejumlah wartawan yang mewawancarainya, pemekaran ini sudah merupakan keinginan hajat masyarakat banyak, bukan keinginan dari segelintir orang saja, tentunya menurut dia sebagai anggota legislatif Kabupaten Banjar berkewajiban mendukung dan memperjuangkannya, sehingga pemekaran itu bisa terwujud, “Saya atas nama kawan-kawan anggota DPRD Banjar mendukung penuh dan siap berjuang dalam penuntutan pemekaran Kabupaten Gambut Raya Ini, terkhusus kami dari Dapil 2 dan 3,” tutur anggota DPRD Banjar ini. (TIM)

Jumat, 25 Agustus 2017

DPR RI Telesik Amruknya Jembatan di Barito Kuala




HABAR BANUA KALSEL - MARABAHAN. Ambruknya mega proyek jembatan yang baru di bangun sekitar 1,7 tahun, pada tanggal 17 Agustus 2017, pada sekitar pukul 11:17 Wita dengan menggunakan DAK senilai 17 Milyar Rupiah lebih yang berlokasi di Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala Propinsi Kalimantan Selatan ternyata menjadi perhatian serius dari Komisi V DPR RI, Jum’at (25-8-2017).

Catatan media HABAR BANUA, rombongan Komisi V DPR RI ini dalam sebuah kunjungan kerja spesifik ke Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan terkait ambruknya bangunan jembatan yang menghubungkan dua buah desa, yaitu Desa Bangkit Baru ke Desa Tanifah di Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan

Para anggota DPR RI dari Komisi V ini adalah Ir Fary Djemy Francis M.MA, Alex Indra Lukman, H Firmandez, Hj Agati Sulie Mahyudin SE, Hj Novita Wijayanti SE MM, H A Bakri HM SE, H Abdul Latief Hanafiah M.Sc, Sahat Silaban SE dan H Lalu Gede Syamsul Mujahidin SE. Dan dalam kunjungan tersebut mereka di dampingi 8 orang Kesekretariatan DPR RI diantaranya 3 jurnalis parlemen televisi yang ikut serta dalam rombongan kunjungan kerja tersebut.

Diketahui mega proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Ini berasal dari dana dari APBN, dengan nilai sebesar Rp 17.444.198.000,00 (tujuh belas milyar empat ratus empat puluh empat juta seratus sembilan puluh delapan ribu rupiah) serta panjang sekitar 100 meter lebih ini di bangun sejak tanggal 1 juli 2015, oleh Dinas Pekerjaan Umum dengan kontaktor PT Citra Bakumpai Abadi, sebagaimana tercantum dalam Nomor Kontrak 261/KPA/DPU-BM/2015.

Di deretan kunjungan para anggota parlemen tersebut terlihat Bupati Barito Kuala, Hasanuddin Murad SH, menyambut langsung rombongan yang tiba di lokasi jembatan ambruk sekitar pukul 10.17 Wita. Mereka melihat langsung kondisi jembatan itu seraya membincang-bincang tentang konstruksi tiang penopang jembatan yang anjlok twrsebut. Usai melihat-lihat di seputaran jembatan yang ambruk tersebut, rombongan melanjutkan audiensi ke Marabahan ibukota Kabupaten Barito Kuala dan melanjutkan perbincangannya dengan pihak Pemkab Barito Kuala di kediaman Bupati.

Ketua koordinator rombongan Komisi V DPR RI, Ir Fary Djemy Francis M.MA menyatakan, bahwa pihaknya dalam kunjungan kerja ini fokus percepatan penanganan pasca ambruknya bangunan jembatan Sungai Alalak ini, “Kunjungan kami ini fokus penanganan pasca runtuhnya bangunan jembatan tersebut. Guna mengantisipasi arus lalu lalang masyarakat sekitar, kami mengharapkan secepatnya pembangunan jembatan darurat sebagai bentuk alternatif yang ada,” ujar Fary Djemy di sela kunjungan ke lokasi kepada beberapa wartawan.

Menurut Fary, pemeriksaan jembatan ambruk mesti mengacu kepada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. “Berkaitan pembentukan tiang pancang, khususnya pengerjaannya itu mengacu dengan aturan UU No. 2 Tahun 2017. Disana semua jelas memaparkan tentang kontruksi yang ada,” katanya.

Angggota Komisi Infrastruktur DPR RI lainnya, H Abdul Latief Hanafiah M.Sc, mengatakan daerah mesti menjamin aktivitas warga tidak terganggu akibat ambruknya badan jembatan. Legislator dari daerah pemilihan itu, berharap Pemkab Batola mempercepat pembangunan jembatan darurat, seraya menunggu hasil investigasi Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional XI.

Menurut Abdul Latief, Komisi V berfokus memastikan penanganan pasca jembatan runtuh. Selain itu kata dia, hasil investigasi harus mengacu UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. “Saya ingin aktivitas warga tidak terganggung, maka kami menyarankan segera membangun jembatan darurat. Semoga Pemkab memperhatikan masukan kami,” harap politikus PKB dari Kalsel ini kepada wartawan Habar Banua Kalsel.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Barito Kuala, Abdul Manaf mengatakan, pihaknya menunggu hasil pemeriksaan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional XI. Disinggung masalah jalan alternatif yang diminta Komisi V tersebut, Ia menjawab segera membangun jembatan darurat dalam waktu cepat. “Nanti kita dibikin jembatan darurat tersebut dalam waktu secepatnya,” ucapnya kepada wartawan disela-sela kunjungan Komisi DPR RI ke Kabupaten Barito Kuala Jum’at (25/8).

Direktur Utama PT Citra Bakumpai Abadi, Rusman Aji ketika ditemui oleh wartawan suarakalimantan.com di kediamannya, walaupun terlihat sanyu dikarenakan pikiran yang kurang nyaman, beliau menyatakan, ini sebenarnya musibah dan pihaknya tidak menghendaki kejadian ini. Namun ditanya terkait ambruknya bangunan bangunan jembatan yang dikerjakan oleh perusahaannya, beliau dengan tegas menjawab akan memperbaiki bangunan jembatan yang ambruk tersebut, “Insya Allah kita bertanggungjawab dan akan perbaiki jembatan yang ambruk tersebut,” tukasnya kepada wartawan Habar Banua (25/8).

Sementara itu Direktur Eksekutif Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN), Aspihani Ideris SAP SH MH yang ikut serta dalam rombongan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI menyatakan, Penjabaran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Jasa Konstruksi ini, bahwa penyedia jasa dapat bertanggungjawab atas ambruknya jembatan tersebut, apabila terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan penyelenggaraan jasa konstruksinya tidak memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberkelanjutan. Namun menurut Aspihani bagi pengguna jasa harus memikul tanggung jawab ambruknya bangunan yang terjadi setelah lewatnya jangka waktu pertanggungan Penyedia Jasa atas kegagalan bangunan itu sendiri.

Selanjutnya Aspihani menyampaikan, jangka waktu pertanggungan ambruknya bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa ini harus dituangkan dalam kontrak kerja konstruksi yang disesuaikan dengan rencana umur konstruksi itu sendiri. Dikarenakan ambruknya jembatan itu kurang dari 10 (sepuluh) tahun, maka penyedia jasa diharuskan mempertanggung jawabkan atas ambruknya bangunan jembatan tersebut. “Jika kontraktor tidak bersedia memperbaiki kegagalan ini, muncullah ranah pidanya, terkecuali kontraktor itu bersedia memperbaiki, maka itu bukan ranah pidana lagi,” ujar.

Pantauan beberapa, termasuk awak media HABAR BANUA ini, di lokasi ambruknya jembatan tersebut yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala ini, untuk aktivitas penyeberangan lalu lalang masyarakat disediakan perahu karet dan kapal Fery berjenis klotok besar. (TIM)

Kamis, 17 Agustus 2017

Risalah Panglima Laskas Gaib Pejuang Kemerdekaan

Tuan Guru Haji Muhammad Ideris 
bin Syekh Haji Abdurrasyid bin Kumau



HAJI Muhammad Ideris bin Syech Abdurrasyid bin Kumau bin Tuan Guru Tukus bin Habib Abdullah bin Alwi Assegaf adalah salah satu ulama yang tinggal di Desa Gudang Hirang Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan.

Diketahui, Muhammad Ideris dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Guru Ideris atau Tuan Guru Ideris ini berasal dari Desa Satiap Kecamatan Pandauan (Barabai) Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Indonesia dan beliau merupakan anak ke 3 (tiga) dari 5 (lima) bersaudara.

Laki-laki kelahiran, Rabu 1 Juli 1908 Masehi dan bertepatan pada 2 جُمادى الثانية 1326 Hijriyah anak dari pasangan Syech Abdurrasyid dan Syarifah Fatimah ini hijrah dari Barabai (Hulu Sungai Tengah) ke Banjarmasin sekitar tahun 1960an dan pertama kalinya sempat tinggal di Desa Pemurus kilometer atau pal 7 yang sekarang daerah Kertak Hanyar dan setelah itu beliau tinggal sampai meningga dunia di Desa Gudang Hirang Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.

Beliau memiliki 21 keturunan dari 4 (empat) orang istri. Namun dari 21 keturunan tersebut yang bertahan hidup hingga berkeluarga dari istri pertama dua orang anak, yakni Syarifah Arinah dan Sayyidati Maisarah, sedangkan dari istri kedua adalah Hairiyah Assegaf, dari istri ketiga yakni Machmud Djauhari Ideris dan Syarifah Rehlah serta dari istri ke empat Kastalani Ideris dan Aspihani Ideris.

Menurut informasi yang didapatkan penulis, bahwa 2 (dua) orang istri Muhammad Ideris, yakni istri pertama dan kedua pada tahun 1960an sudah meninggal dunia dan hanya tinggal 2 (dua) orang istri yang hidup rukun bersama beliau.

Menurut informasi yang di dapatkan penulis juga, rekam jejak  almarhum di ketika mudanya seorang pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau disaat zaman penjajahan Belanda itu merupakan Panglima Laskar GAIB. Laskar GAIB tersebut merupakan pasukan yang ditakuti oleh penjajah. Markas Laskar GAIB ini berada di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan. Walaupun almarhum seorang pejuang kemerdekaan, tanda veteran yang dimilikinya diserahkan kepada saudara sepupu almarhum, karena sepupu almarhum tersebut tidak mendapat kan penghargaan itu, padahal mereka benar-benar seorang pejuang kemerdekaan sejati.

Hasil wawancara penulis dengan salah satu veteran pejuang kemerdekaan warga Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang minta namanya tidak perlu disebutkan menceritakan, bahwa Muhammad Ideris itu seorang Pimpinan Laskar GAIB dan memiliki kesaktian diluar nalar dan akal manusia.

"Disaat Guru Ideris tersebut diserang oleh tentara Belanda, beliau berada di dalam rumah persembunyiannya itu dan serdadu Belanda mengepung dan membakar rumah tersebut, namun ternyata Guru Ideris itu malahan selamat dan tidak ditemukan dalam puing-puting bekas terbakar itu," ujarnya.

Pernah juga Guru Ideris tersebut di kepung serdadu Belanda, dan beliau menceburkan diri ke sebuah danau, dimana danau tersebut diketahui banyak dihuni oleh buaya-buaya besar. Ditunggu oleh serdadu Belanda selama 2 hari 2 malam, Guru Ideris tersebut tidak kembali-kembali naik ke atas danau. Dikira Guru Ideris itu sudah meninggal dunia dimakan para buaya dan akhirnya para serdadu Belanda itu meninggalkan tepian danau tersebut. Namun ternyata Guru Ideris itu tetap segar bugar, ucap salah satu veteran pejuang tersebut bercerita. 

Salah satu anak beliau, Aspihani pernah juga bercerita kepada penulis tentang karamah atau kelebihan Guru Ideris itu, yakni disaat ia duduk santai di samping rumahnya bersama ayah kandungnya tersebut. Tiba-tiba Guru Ideris memperlihatkan kesaktiannya dengan izin Allah.

"Saat itu abah memperlihatkan salah satu benda kesaya, kata abah nak abah bisa memindahkan benda ini ke dalam buah pepaya yang masak di pohon tersebut (kebetulan saat itu ada pohon pepaya dan ada salah satunya yang berbuah masak), tiba-tiba abah menutup benda itu dengan kedua telapak tangan beliau dan saya di minta mengambil buah pepaya tersebut dan membelahnya, ternyata masa Allah benda tersebut berada di dalam buah pepaya tersebut," cerita Aspihani kepada penulis.

Ada juga cerita kerabat dekat Guru Ideris yang saat itu melamar dan meminang wanita cantik untuk dijadikan istri, namun lamarannya tersebut di tolak mentah-mentah oleh si perempuan dan kedua orang tua yang dilamar / dipinangnya. Akhirnya para pelamar itu mendatangi Guru Ideris dan menceritakan tentang kejadian tersebut. Oleh Guru Ideris di minta untuk datang kembali melamar dan meminang perempuan cantik tersebut, ajaib dan ternyata rombongan pelamar itu diterima dengan senang hati oleh perempuan cantik beserta keluarga nya hingga tidak beberapa lama dilangsungkan akad nikah kedua mempelai dan mereka hidup rukun sampai sekarang, cerita Hilmi yang merupakan kerabat dekat Guru Ideris.

40 hari menjelang wafatnya Guru Muhammad Ideris ini, menurut cerita para kerabat dan muridnya, Guru Ideris sempat menyampaikan bahwa beliau sudah hampir meninggal dunia, namun saat itu Guru Ideris berkata, sebelum meninggal dunia, ia mengumpulkan orang banyak dulu, para kerabat dan para murid-muridnya. Hampir 40 hari ternyata Guru Ideris mendadadak memeriahkan perkawinan anak beliau bernama Kastalani bersanding dengan seorang perempuan muda dari suku Jawa bernama Nistrianingsih. 

Disaat acara resepsi pernikahan / perkawinan anak beliau, Guru Ideris di saat menghadapi banyak tamu duduk di kursi tenda tamu, beliau mendadak sakit, sore hari Minggu nya Guru Ideris di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin, namun pagi hari Selasa beliau minta dipulangkan ke rumahnya saja. Malam Rabu, Selasa Malam (19/07/1994) para keluarga dikumpulkan dirumah salah satu istri beliau, disaat usai Sholat Maghrib istri dan anak-anak beliau di berikan nasehat oleh beliau dan diminta untuk menginap bersama pada malam itu.

"Jam 2 malam itu kami dibangun kan dari tidur, dan abah berucap rumah kita sudah penuh dengan tamu yang mau menjemput abah, yuk kita berzikir semua. Abah yang mimpin zikir saat itu dan sekitar 20 menit ternyata abah sudah wafat. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun...," ucap salah satu anak Guru Ideris menceritakan kepada penulis.

Informasi dari banyak orang yang melayat saat pengerjaan proses pemakaman Haji Muhammad Ideris. Diketika itu rencana almarhum dimakamkan sesudah Sholat Juhur dan jam 9 an pagi liang lahat sudah mulai di gali. Seusai di gali, air di liang lahat di ambil untuk pengeringan. Ajaib, sampai mayat datang liang lahat tersebut tetap kering tidak ada air yang mengandung di dalamnya. Padahal saat itu musim hujan dan di samping kiri dan samping kanan liang lahat itu ada sungai kecil yang dipenuhi air. 

Semula almarhum dimakamkan sesudah Sholat Juhur, namun dikarenakan para pelayat yang mensholatkan jenazah almarhum selaku datang tak putus-putus nya memenuhi kediaman rumah duka, akhirnya almarhum di kebumikan se usai Sholat Ashar. "Mayat beliau diketika di angkat tak terasa. Da sangat ringan sekali, Insya Allah beliau itu penghuni Surga," papar salah satu warga sekitar yang mengaku sempat mengangkat jenazah almarhum Muhammad Ideris.

Dalam catatan, Haji Muhammad Ideris meninggal dunia (wafat) pada hari Rabu 20 Juli 1994 M - 11 Syafar 1415 H pada jam 02,20 Wita di usia 86 tahun dan di makamkan di Alkah keluarga di Kampung Handil Buluan Desa Gudang Hirang Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Makam beliau di apit oleh makam kedua istri beliau, yakni istri ke 3 Hajjah Bariah dan istri ke 4 Hajjah Rukiah.

Dari tutus keturunan almarhum Muhammad Ideris, bermarga Assegaf atau Assagaff (Arab: السقاف; Transliterasi: al-Saqqāf) adalah merupakan salah satu Marga Alawiyyin yang banyak tersebar di Dunia Arab dan negara tujuan diaspora Arab seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, India, Pakistan, dan lainnya.

Assegaf adalah semula merupakan marga Arab yang berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan. Orang pertama yang diberi gelar Assegaf adalah seorang Waliyullah Al-Muqaddam Ats-Tsani Al-Imam Abdurrahman bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih Muqaddam.

Gelar Assegaf yang disandangnya itu karena ia dikenal sebagai pengayom para wali pada zamannya yang diibaratkan sebagai atap (piyan) bangunan yang dalam bahasa Arab disebut "Sagfun" (Arab: سقف; Transliterasi: saqf).

Ditulis oleh Abdullah

Selasa, 15 Agustus 2017

Risalah Kehidupan Tuan Guru Muhammad Ideris

HAJI Muhammad Ideris bin Abdurrasyid bin Kumau bin Tukus bin Habib Abdullah bin Alwi Assegaf adalah salah satu ulama yang tinggal di Desa Gudang Hirang Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan.




Diketahui, Muhammad Ideris dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Guru Ideris atau Tuan Guru Ideris ini berasal dari Desa Satiap Kecamatan Pandauan (Barabai) Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Indonesia dan beliau merupakan anak ke 3 (tiga) dari 5 (lima) bersaudara.

Laki-laki kelahiran, Rabu 1 Juli 1908 Masehi dan bertepatan pada 2 جُمادى الثانية 1326 Hijriyah anak dari pasangan Abdurrasyid dan Syarifah Fatimah ini hijrah dari Barabai ke Banjarmasin sekitar tahun 1960an dan pertama kalinya tinggal di Desa Pemurus daerah kilometer atau pal 7 yang sekarang daerah Kertak Hanyar. 

Beliau memiliki 21 keturunan dari 4 (empat) orang istri. Namun dari 21 keturunan tersebut yang bertahan hidup hingga berkeluarga dari istri pertama dua orang anak, yakni Syarifah Arinah dan Sayyidati Maisarah, sedangkan dari istri kedua adalah Hairiyah Assegaf, dari istri ketiga yakni Machmud Djauhari Ideris dan Syarifah Rehlah serta dari istri ke empat Kastalani Ideris dan Aspihani Ideris.

Menurut informasi yang didapatkan, bahwa 2 (dua) orang istri Muhammad Ideris, yakni istri pertama dan kedua pada tahun 1960an sudah meninggal dunia dan hanya tinggal 2 (dua) orang istri yang hidup rukun bersama beliau.

Menurut informasi yang di dapatkan penulis, jejak rekam  almarhum di ketika mudanya seorang pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau disaat zaman penjajahan Belanda itu merupakan Pimpinan Laskar GAIB. Laskar GAIB tersebut merupakan pasukan yang ditakuti oleh penjajah. Markas Laskar GAIB ini berada di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan.

Hasil wawancara penulis dengan salah satu veteran pejuang kemerdekaan warga Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang minta namanya tidak perlu disebutkan menceritakan, bahwa Muhammad Ideris itu seorang Pimpinan Laskar GAIB dan memiliki kesaktian diluar nalar dan akal manusia. "Disaat Guru Ideris tersebut diserang oleh tentara Belanda, beliau berada di dalam rumah persembunyiannya itu dan serdadu Belanda mengepung dan membakar rumah tersebut, namun ternyata Guru Ideris itu malahan selamat dan tidak ditemukan dalam puing-puting bekas terbakar itu," ujarnya.

Pernah juga Guru Ideris tersebut di kepung serdadu Belanda, dan beliau menceburkan diri ke sebuah danau, dimana danau tersebut diketahui banyak dihuni oleh buaya-buaya besar. Ditunggu oleh serdadu Belanda selama 2 hari 2 malam, Guru Ideris tersebut tidak kembali-kembali naik ke atas danau. Dikira Guru Ideris itu sudah meninggal dunia dimakan para buaya dan akhirnya para serdadu Belanda itu meninggalkan tepian danau tersebut. Namun ternyata Guru Ideris itu tetap segar bugar, ucap salah satu veteran pejuang tersebut bercerita. 

Salah satu anak beliau, Aspihani pernah juga bercerita kepada penulis tentang kesaktian Guru Ideris itu, yakni disaat ia duduk santai di samping rumahnya bersama ayah kandungnya tersebut. Tiba-tiba Guru Ideris mau memperlihatkan kesaksiannya, "saat itu abah mem perlihatkan salah satu benda kesaya, kata abah nak abah bisa memindahkan benda ini ke dalam buah pepaya yang masak di pohon tersebut (kebetulan saat itu ada pohon pepaya dan ada salah satunya yang berbuah masak), tiba-tiba abah menutup benda itu dengan kedua telapak tangan beliau dan saya di minta mengambil buah pepaya tersebut dan membelahnya, ternyata masa Allah benda tersebut berada di dalam buah pepaya tersebut," cerita Aspihani kepada penulis.

Ada juga cerita kerabat dekat Guru Ideris yang saat itu melamar dan meminang wanita cantik untuk dijadikan istri, namun lamarannya tersebut di tolak mentah-mentah oleh si perempuan dan kedua orang tua yang dilamar / dipinangnya. Akhirnya para pelamar itu mendatangi Guru Ideris dan menceritakan tentang kejadian tersebut. Oleh Guru Ideris di minta untuk datang kembali melamar dan meminang perempuan cantik tersebut, ajaib dan ternyata rombongan pelamar itu diterima dengan senang hati oleh perempuan cantik beserta keluarga nya hingga tidak beberapa lama dilangsungkan akad nikah kedua mempelai dan mereka hidup rukun sampai sekarang, cerita Hilmi yang merupakan kerabat dekat Guru Ideris.

40 hari menjelang wafatnya Guru Muhammad Ideris ini, menurut cerita para kerabat dan muridnya, Guru Ideris sempat menyampaikan bahwa beliau sudah hampir meninggal dunia, namun saat itu Guru Ideris berkata, sebelum meninggal dunia, ia mengumpulkan orang banyak dulu, para kerabat dan para murid-muridnya. Hampir 40 hari ternyata Guru Ideris mendadadak memeriahkan perkawinan anak beliau bernama Kastalani bersanding dengan seorang perempuan muda dari suku Jawa bernama Nistrianingsih. 

Disaat acara resepsi pernikahan / perkawinan anak beliau, Guru Ideris di saat menghadapi banyak tamu duduk di kursi tenda tamu, beliau mendadak sakit, sore hari Minggu nya Guru Ideris di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin, namun pagi hari Selasa beliau minta dipulangkan ke rumahnya saja. Malam Rabu, Selasa Malam (19/07/94) para keluarga dikumpulkan dirumah salah satu istri beliau, disaat usai Sholat Maghrib istri dan anak-anak beliau di berikan nasehat oleh beliau dan diminta untuk menginap bersama pada malam itu. "Jam 2 malam itu kami dibangun kan dari tidur, dan abah berucap rumah kita sudah penuh dengan tamu yang mau menjemput abah, yuk kita berzikir semua. Abah yang mimpin zikir saat itu dan sekitar 20 menit ternyata abah sudah wafat. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun...," ucap salah satu anak Guru Ideris menceritakan kepada penulis.

Informasi dari banyak orang yang melayat saat pengerjaan proses pemakaman Haji Muhammad Ideris. Diketika itu rencana almarhum dimakamkan sesudah Sholat Juhur dan jam 9 an pagi liang lahat sudah mulai di gali. Seusai di gali, air di liang lahat di ambil untuk pengeringan. Ajaib, sampai mayat datang liang lahat tersebut tetap kering tidak ada air yang mengandung di dalamnya. Padahal saat itu musim hujan dan di samping kiri dan samping kanan liang lahat itu ada sungai kecil yang dipenuhi air. 

Semula almarhum dimakamkan sesudah Sholat Juhur, namun dikarenakan para pelayat yang mensholatkan jenazah almarhum selaku datang tak putus-putus nya memenuhi kediaman rumah duka, akhirnya almarhum di kebumikan se usai Sholat Ashar. "Mayat beliau diketika di angkat tak terasa. Da sangat ringan sekali, Insya Allah beliau itu penghuni Surga," papar salah satu warga sekitar yang mengaku sempat mengangkat jenazah almarhum Muhammad Ideris.

Dalam catatan, Haji Muhammad Ideris meninggal dunia (wafat) pada hari Rabu 20 Juli 1994 M - 11 Syafar 1415 H pada jam 02,20 Wita di usia 86 tahun dan di makamkan di Alkah keluarga di Kampung Handil Buluan Desa Gudang Hirang Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Makam beliau di apit oleh makam kedua istri beliau, yakni istri ke 3 Hajjah Bariah dan istri ke 4 Hajjah Rukiah.

Dari tutus keturunan almarhum Muhammad Ideris, bermarga Assegaf atau Assagaff (Arab: السقاف; Transliterasi: al-Saqqāf) adalah merupakan salah satu Marga Alawiyyin yang banyak tersebar di Dunia Arab dan negara tujuan diaspora Arab seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, India, Pakistan, dan lainnya.

Assegaf adalah semula merupakan marga Arab yang berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan. Orang pertama yang diberi gelar Assegaf adalah seorang Waliyullah Al-Muqaddam Ats-Tsani Al-Imam Abdurrahman bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad al-Faqih Muqaddam.

Gelar Assegaf yang disandangnya itu karena ia dikenal sebagai pengayom para wali pada zamannya yang diibaratkan sebagai atap (piyan) bangunan yang dalam bahasa Arab disebut "Sagfun" (Arab: سقف; Transliterasi: saqf).

Ditulis oleh Abdullah

Mantan Gubernuh Kalsel Penuhi Panggilan Kesaksiannya Terkait Perjalan Dinas DPRD Kalsel

Habar Banua - Banjarmasin. Sikap Kenegarawanan mantan Gubernur Kalimantan Selatan dua periode, Drs H Rudy Ariffin MM,  memenuhi  panggilan Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan untuk menjelaskan duduk persoalan dugaan perjalanan dinas fiktif anggota periode 2014-2019, Selasa (15/8/2017) dinilai oleh Aspihani Ideris SAP SH MH sebagai bentuk langkah seorang pemimpin sejati dan menjadikah cerminan bagi para pemimpin masa akan datang.

"Sikap pak Rudy memenuhi panggilan Kejaksaan Tinggi Kalsel itu bagian dari sebuah kepatuhan hukum sebagai warga negara yang baik, dan ini bagian dari cerminan pembelajaran bagi para pemimpin lainnya harus benar-benar mentaati hukum yang berlaku", ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kerukunan Mansyarakat Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN) ini diketika di hubungi wartawan Habar Banua via telepon 08115130.. Selasa (15/8). 


Dijelaskan dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana dalam Pasal 1 Angka 26 di jelaskan bahwa seorang saksi wajib memenuhi panggilan dari pihak penyidik guna memberikan keterangannya terkait kepentingan penyidikan perkara yang berjalan, begitu juga tentang kewajiban kehadiran saksi di atur di dalan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001, ujar Aspihani Ideris.

Dia diperiksa oleh pihak Kejaksaan Tinggi Kalsel terkait kapasitas penerbitan Pergub Kalsel yang menjadi dasar perjalanan dinas anggota DPRD Kalsel di tahun anggaran 2015 tersebut. Diketahui juga sebelumnya sudah ada panggilan terhadap Rudy Ariffin (mantan Gubernur Kalsel), akan tetapi baru hari ini dia memenuhi panggilan dari pihak Kejati Kalsel, "Kerena pemanggilan pak Rudy ini tidak menutup kemungkin sangat berguna untuk percepatan penyidikan oleh pihak Kejati Kalsel," prediksi Direktur Eksekutif LEKEM KALIMANTAN ini menjelaskan kepada wartawan Habar Banua. 

Rudy Ariffin tiba di Kejati Kalsel menumpang mobil pribadinya merk Toyota Avanza bernomor polisi DA 1351 NK sekitar pukul 10.00 Wita dan sempat istirahat makan siang sekitar jam 12:15 Wita. Dan ia kembali lagi ke Kejati Kalsel sekitar pukul 13.30 Wita dan baru keluar ruang pemeriksaan sekitar pukul 16.30 Wita.

H Rudy Arifin angkat bicara diketika keluar usai dari ruang pemeriksaan bahwa dia mengaku diperiksa sebagai saksi, “Hari ini sudah saya penuhi panggilan dari Kejati Kalsel dan saya disini sebagai saksi atas perjalanan dinas yang dilakukan DPRD Kalsel 2009-2014 yang lalu.” ujarnya saat di wawancarai wartawan di Kejati Kalsel.

Menurut mantan Gubernur Kalsel dua periode ini,  bahwa dia diperiksa oleh penyidik Kejaksaan Tinggi Kalsel dimintai kesaksiannya tentang perjalanan dinas DPRD Kalsel dengan 17 pertanyaan serta tentang beberapa proses dalam menyelesaikannya. (Kas)