HABAR BANUA KALSEL.
Pengusaha Sukses dan juga tokoh masyarakat kabupaten Banjar, sekaligus orang nomor satu didalam tim pemenangan penyandang dana di Pilkada Bupati Banjar, H Mansyur ternyata mengejutkan banyak pihak, dikarenakan yang bersangkutan sangat kecewa dengan pemerintahan Kabupaten Banjar dibawah kepemimpinan KH Khalilurahman, Bupati Banjar saat ini.
Ayah kandung dari Wakil Bupati Banjar, H Saidi Mansyur yang tadinya
menjadi tim pemenangan Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Banjar KH
Khalilurahman dan H Saidi Mansyur kini terang-terangan mengungkapkan
uneg-uneg kekecewaannya, “saya atas nama tokoh masyarakat yang turut
serta menjadikan bupati saat ini sangat kecewa, pemerintahan sekarang
ini sangat lamban,” ujar H. Mansyur kepada wartawan.
Pengusaha sukses batubara yang juga ayah kandung dari Wakil Bupati banjar ini menyatakan, ketika Pilkada berlangsung,
timnya yang bekerja saat itu berjanji kepada masyarakat di Kabupaten
Banjar dari 190 desa yang mereka jalani memastikan pembangunan lebih
baik dari yang sudah, ternyata pembangunan sangat lamban dari yang
diharapkan, “Saya lihat setahun ini Bupati Banjar sangat sibuk bagi-bagi
kekuasaan dan melantik para pejabat saja, sepertinya lupa dengan masyarakat yang memilihnya. Banyak pahlawan kesiangan, menghamba kepadanya seakan-akan dialah yang berjuang menjadikan bupati terpilih. Seharusnya,
tidak boleh seperti itu. Ingat kami mendukung saat itu, karena hanya
ingin Kabupaten Banjar lebih maju. Tetapi, apa boleh buat, nasi sudah
menjadi bubur,” ucapnya dengan nada kesal.
Senada juga, Direktur Eksekutif Lembaga Kerukunan Masyarakat
Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN), Aspihani Ideris, menyatakan lambannya
kinerja Bupati Banjar, KH Khalilurahman dalam pembangunan di Kabupaten
Banjar ini dikarenakan kurangnya pemahaman ilmu
pemerintah
yang dimilikinya, karena tidak menutup kemungkinan juga orang
disekeliling nya tidak mampu memberikan bisikan yang positif untuk
kemajuan daerah.
Menurut tokoh pemuda Kabupaten Banjar ini, bahwa menjadi Bupati itu
adalah amanah, dan amanah itu harus dijalankan dengan sebaik baiknya,
tentunya harus ada syaratnya, yaitu syarat utama mereka yang ahlinya.
“Kita tahu semua bahwa Bupati Banjar saat ini seorang ulama, dan maaf,
kurang tepat menjadi pemimpin sebuah daerah, karena memimpin sebuah
daerah itu tidak mudah seperti yang dibayangkan, banyak ragamnya.
Seorang ulama itu pantasnya memimpin majlis ta’lim atau memimpin pondok
pesantren atau oraganisasi keagamaan lainnya”, tukas mantan anggota
DPRD Banjar ini kepada beberapa wartawan.
Selanjutnya Aspihani menyampaikan sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW
yang berbunyi “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran
terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat
disia-siakan? ‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada
ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu”.
Sebagai putra asli kelahiran Kabupaten Banjar, Aspihani berharap,
Bupati Banjar saat ini perlunya ada pendamping staf ahli masing-masing
bidang yang bisa memberikan bisikan-bisikan positif, agar kedepannya
bisa memperbaiki kinerja-kinerja yang pro rakyat, terkhusus dalam
pembangunan yang berkesinambungan, sehingga kepemimpinannya di nilai
positif oleh publik. (ibur)