Kamis, 16 Oktober 2014

Anggota Polres Banjar Merupakan Bos Pelangsir Solar di SPBU Kertak Hanyar

Truk Pelangsir Berjejer di sepanjang jalan ngantri BBM berjenis Solar
HABAR BANUA - BANJAR. Dengan kenaikan harga BBM ternyata malahan memperkaya para pengusaha pelangsir, tidak halnya dengan masyarakat biasa terbayang di benak banyak orang adalah, semua harga kebutuhan akan ikut naik akibat imbas naiknya harga BBM. Bahkan biasanya kenaikan harga berbagai kebutuhan itu lebih dulu daripada kenaikan harga BBM. Sementara itu upah dan gaji kerja tentu tak menyesuaikan dengan kenaikan berbagai harga kebutuhan itu sendiri. Dan akibatnya adalah rakyat kecil makin merasakan dampak dari kenaikan BBM tersebut. Penghasilan mereka tak lagi cukup untuk membayar berbagai harga kebutuhan mereka setiap hari. Kilas Badrul Ain Sanusi Al Afif, SH.I., MS., MH.
Bagi beberapa wilayah kabupaten yang meliputi propinsi Kalimantan Selatan dimana terdapat banyak usaha di bidang pertambangan, kenaikan BBM tak berpengaruh bagi para pelaku penyalahgunaan dan pencuri subsidi BBM. Dengan adanya mereka yang sudah semacam jaringan mafia itu yang diduga kuat banyaknya keterlibatan oknum aparat kepolisian itu sendiri, BBM terutama dari jenis Solar; akan tetap saja menjadi langka. Solar bersubsidi yang dipasok ke SPBU, diperuntukkan bagi konsumen umum (warga), lebih banyak mengalir ke tambang-tambang melalui tangan-tangan para pencuri subsidi alias para pengusaha pelangsir itu sendiri seperti terjadinya di SPBU Kertak Hanyar Kelometer 10 Kabupaten Banjar. ujarnya Direktur Bidang Hukum dan Investigasi Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan "LEKEM KALIMANTAN".
Menurut Badrul di wilayah Kalsel, para pencuri subsidi BBM untuk rakyat itu mendapat sebutan “Pelangsir”. Jumlah mereka ini puluhan di tiap SPBU, menggunakan kendaraan roda empat (mobil), kebanyak berjenis truk. Setiap hari pekerjaan para Pelangsir ini membeli Solar dalam jumlah banyak untuk dijual ke para pengumpul sebagai perantara ke tambang-tambang. Para pelangsir tersebut memarkir mobil mereka berjejer di sekitar SPBU, antri masuk berkali-kali membeli Solar dan bahkan warga umum seakan-akan tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan BBM bersubsidi ini.
"Bahkan keberadaan petugas dari kepolisian di setiap SPBU yang dimaksudkan untuk menertibkan para Pelangsir, malahan mereka itu dugaan ikut serta dalam permainan didalamnya. Hal ini sudah bukan rahasia umum lagi oknum petugas juga ikut “bermain”. Entahlah apakah kondisi seperti ini juga terdapat di wilayah propinsi lainnya".
Buat apa kenaikan harga BBM bagi wilayah propinsi Kalsel. Adanya selisih harga yang semakin besar antara BBM bersubsidi dengan BBM industri, hanya akan menambah kaya dan memperkaya para Pelangsir dan jaringannya. Jadi satu-satunya tindakan yang perlu diambil oleh Pemerintah adalah; mencabut subsidi BBM itu sendiri agar tak ada lagi penyalahgunaan dan penyelewengan subsidi. Urusan mau dipindahkan kedalam bentuk apa subsidi tersebut, silakan Pemerintah yang melaksanakannya. beber Badrul Ain.
Sementara pantauan hasi investigasi LSM LEKEM Kalimantan di SPBU Kertak Hanyar Kelometer 10 Kabupaten Banjar sangat marak aktivitas pelangsir ini, dan hasil informasi yang didapat bahwa para pengepolnya itu diduga kuat merupakan oknum polisi yang masih aktif bertugas di intansi penegak hukum di Kalimantan Selatan berinisial H dan S. ujar Gusti Rizali Noor.
Lebih lanjut Gusti Rizali Noor S.AP M.AP yang merupakan Bendahara Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan "LEKEM KALIMANTAN" menuturkan bahwa aktivitas para pelangsir ini tertata dengan rapi dan hasil BBM jenis solar yang dilangsir ini di kumpulkan terang-terangan di sebuah rumah milik warga masuk jalan Tatah Amuntai Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Imbas dari aktivitas para mobil truk pelangsir ini sepanjang jalan Tatah Amuntai rusak dan becek.
Hasil investigasi lembaga kami bahwa hasil langsiran itu diduga kuat dilakukan oleh 2 orang oknum polisi dan hasilnya ini disalurkan kesalah satu pengusaha pengumpul yang disebut BOS oleh mereka bernama pa Ade. Hal ini pun kami sangat menyayangkan adanya oknum polisi bermain didalamnya yang seharusnya mereka memberantas mafia BBM, bukan malahan mereka ikut bermain didalamnya. Jika permasalahan ini tidak disikapi serius oleh pihak Kepolisian Krimsus Polda Kalsel, maka hal ini patut diduga ada kerjasama didalamnya.  Pungkas Gusti Rizali Noor.

Hasan manager SPBU Kertak Hanyar Pal 10 membenarkan banyaknya para pelangsir yang membeli BBM jenis solar di SPBU yang dia pimpin, dan menurut dia bahwa pelangsir itu seakan-akan merajai dalam pembelian BBM jenis solar ini.

Ditanya oleh kro Habar Banua kenapa anda tidak melarang para pelangsir itu membeli BBM jenis solar di SPBU yang anda pimpin, dengan tegas Hasan menjawab bahwa saya tidak berani dan itu seharusnya tugas polisi, namun disini Polisi malahan menjadi bos para pelangsir tersebut, jawabnya. (TIM)