Foto :Kantor MAPOLDA Kalsel
Habar Banua Kalsel - Martapura. Sudah bertahun-tahun kasus
penganiayaan terhadap dua orang aktifis dari LSM LEKEM KALIMANTAN belum
bisa di ungkap juga oleh Kepolisian Kalimantan Selatan. Hal ini
tertimpa terhadap dua orang akifis LSM yang begitu sangat berani
menyuarakan aspirasi masyarakat untuk kebenaran yaitu Abdul Kahar
Muzakir dan Aspihani Ideris. Keduanya merupakan aktifis dari LSM Lembaga Kerukunan Masyarakat Kalimantan (LEKEM KALIMANTAN).
Saya sangat kecewa dengan adanya seperti kongkalikung kepolisan dalam
pengungkapan kasus yang mengakibatkan diri saya cedera berat, suguh Abdul
kahar Muzakir dengan nada keras memperlihatkan kekecewaannya, Senin (10/12) di kediamannya.
Mata saya sebelah kanan disiram oleh orang yang tidak saya kenal dengan
air keras sejenis cuka getah, dan mata saya mengalami kebutaan,. Pelaku 2 orang mengenderai sepeda motor dan saat berselisih disamping saya tiba-tiba datang dua orang pelaku tersebut menyerempet saya dan langsung menyemprotkankan air keras kesaya. Saya menjerit kesakitan dan terasa sangat gelap saat itu yang ternyata mata salah satu mata saya terkena semprotan air keras, ujar Zakir.
Selama ini saya tidak pernah memiliki musuh, kenapa saya sampai dianiyaya seperti ini dan saya sangat menharapkan kepolisian bisa menangkap pelaku, karena saya yakin pasti ada aktor intelektual dibelang penganiayaan terhadap diri saya ini dan mungkin kalian (tanyanya kepada beberapa wartawan) mengetahui aktor intelektualnya? saya
menilai sangat aneh kasus ini tidak bisa di ungkap sama sekali oleh
kepolisian, patut diduga para penyidiknya kemasukan angin oleh aktor intelektualnya. pungkas Zakir panggilan akrabnya.
Senada dengan Aspihani Ideris salah satu korban penganiayaan oleh orang
yang tidak dikenal mengatakan bahwa "Sangat aneh jika kepolisian
kalimantan Selatan tidak bisa mengungkap kasus penganiayaan terhadap
diri saya dan teman saya Abdul Kahar Muzakir", ujarnya.
Saya lihat selama ini kerja kepolisian dalam menumpas terores tergolong
sangat sukses, tetapi mengungkap kasus kami yang terduganya sudah bisa disinyalir, malahan tidak ada kejelasan
sama sekali, kata Aspihani ketika dihubungi wartawan Habar Banua via
telepon, Senin (10/12).
Lanjut Aspihani bahwa sudah tiga kali perganitian pucuk kepemimpinan
Kepolisian Kalimantan Selatan yang menjanjikan akan menungkap dalam
waktu sesingkat-singkatnya kasus penganiayaan terhadap diri kami ini dari Brigjen
Anton Bahrul Alam diganti lagi dengan Brigjen Untung S Rajab dan yang
ketiga Brigjen Syafruddin, kenyataannya hasil kerja mereka NOL, alias
tidak bisa sama sekali mengungkap pelaku ataupun aktor intelektual
dibalik kasus ini, dan tidak menutup kemungkinan Kapolda-kapolda mendatang pun tidak bisa juga menjalankan tugasnya dalam pengungkapan perkara penganiayaan terhadap diri kami jika mereka sudah terhubung dengan aktor intelektualnya, ujar alimnus Magister Hukum UNISMA - Malang ini.
"dan sekarang ini Kapolda Kalsel yang ke empat yaitu Brigjen Taufik
Anshari menjabat sebagai Kapolda Kalsel, mudah-mudahan dengan
kepemimpinan beliau bisa mengungkap kasus-kasus penganiayaan aktifis di
Kalimantan Selatan, Insya Allah tanggal 17 Desember ini kami LEKEM
KALIMANTAN akan melakukan Audensi ke Mapolda Kalsel guna penekanan terhadap Kapolda yang baru guna menuntasan pengungkapan perkara penganiayaan berat terhadap diri saya dan Abdul Kahar Muzakir, tutur Aspihani
Ideris.
Salah satu aktifis LSM Kalsel Muhammad Rafik meminta kepada Kapolda Kalsel yang baru bapak Brigjen Taufik Anshari ketika diminta tanggapannya oleh beberapa wartawan, agar benar-benar melaksanakan tugasnya dan konsesten dalam pengungkapan kasus penganiayaan dua orang aktifis Kalimantan Selatan ini.
Lebih lanjut ketua Umum BAMPER 'Barisan Amanat Masyarakat Penegak Reformasi" ini mengungkapkan bahwa selama ini kepolisan Kalsel belum benar-benar maksimal dalam pengungkapan kasus tersebut. Ironisnya lagi Kapolda Kalsel tidak tegas dan sangat lembek seta sepertinya tidak bergigi dalam penindakan kasus yang menimpa aktifis Kalsel ini.
Rafik juga meminta bapak Kapolda Kalsel yang baru ini agar benar-benar pro aktif dalam menuntaskan dan menegakan hukum masalah kasus hukum yang membuat rekan saya cacat akibat ulah pelaku yang tidak bisa ditangkap, selain itupula kami berharap ainnya seperti penegakan dalam dunia pertambangan yang diindikasikan adanya terkaitan dengan pihak yudikatif dan kasus-kasus lainnya, pungkasnya dengan nada keras. ( TIM )
Salah satu aktifis LSM Kalsel Muhammad Rafik meminta kepada Kapolda Kalsel yang baru bapak Brigjen Taufik Anshari ketika diminta tanggapannya oleh beberapa wartawan, agar benar-benar melaksanakan tugasnya dan konsesten dalam pengungkapan kasus penganiayaan dua orang aktifis Kalimantan Selatan ini.
Lebih lanjut ketua Umum BAMPER 'Barisan Amanat Masyarakat Penegak Reformasi" ini mengungkapkan bahwa selama ini kepolisan Kalsel belum benar-benar maksimal dalam pengungkapan kasus tersebut. Ironisnya lagi Kapolda Kalsel tidak tegas dan sangat lembek seta sepertinya tidak bergigi dalam penindakan kasus yang menimpa aktifis Kalsel ini.
Rafik juga meminta bapak Kapolda Kalsel yang baru ini agar benar-benar pro aktif dalam menuntaskan dan menegakan hukum masalah kasus hukum yang membuat rekan saya cacat akibat ulah pelaku yang tidak bisa ditangkap, selain itupula kami berharap ainnya seperti penegakan dalam dunia pertambangan yang diindikasikan adanya terkaitan dengan pihak yudikatif dan kasus-kasus lainnya, pungkasnya dengan nada keras. ( TIM )